Pemeran :
M. Chairul sebagai yuyu kang kang
Rendra Tua S. Sebagai joko, anak emil
Devi Yunitia sebagai klenting merah
Emilia Setyawati sebagai ibu pangeran
(janda jandi)
Mei Sefriyani sebagai klenting kuning
Dwi Adhelina sebagai klenting hijau
Hilda Novia sebagai ibu klenting
(janda rempong)
Dwi Agung P. Sebagai pangeran
Ande-Ande
Lumut
Di suatu daerah Entah
Dimana, hiduplah sebuah keluarga yang memiliki 3 orang putri. Mereka
hidup bersama ibu mereka yang bernama Janda Rempong. Ketiga anaknya
itu masing-masing bernama Klenting Merah si genit, Klenting Hijau si
centil, dan Klenting Kuning siapa, eh si lebay maksudnye.
Hilda : “Anak-anak, sini
semua. Absen dulu ya...”
Devi : “Klenting Merah
udah follow”
Adhel : “Klenting Hijau
udah add”
Hilda : “kok cuma 2.
kuning mana kuning”
Devi : “masih hanyut di
sungai Mi. Tuh tadi aku liat ada kuning-kuning lewat. Hehehe”
Mei : “ada yang manggil
aku?” (innocent)
Di daerah lain, di desa
Entah Disana, hidup keluarga lain. Seorang janda yang bernama Janda
Jandi dan seorang anaknya yang abernama Joko. Suatu hari, Joko
diperintah ibunya untuk kehutan mencari kayu bakar.
Rendra : “Haduuuuhhh, emak iki rek. Arek ganteng-ganteng ngene di
kongkon ndolek kayu. (sambil mengambil kayu)
(suara semak *krusek
krusek)
siapa itu ?
Agung : ” Bro, aku
tersesat”
Rendra : ”teruuussss, gue
musti koprol muterin hutan sambil bilang W O W gittuuu?
Agung : “yo tulungono aku
ngono loh bro”
Rendra : “yowes, ayo ikut
aku pulang”
Joko pulang ke rumah Janda
Jandi bersama orang yang baru di temuinya tersebut. Sesampainya di
rumah....
Emil : “loh loh loh
loooohhhhh. Sopo iku, le? Bagus tenan rupane.”
Rendra : “Oh iyo. Btw,
namamu siapa, bro?”
Agung : “perkenalkan. Nama saya Pangeran Sana Sini. Niat saya
hendak mencari jodoh, eh lha kok malah tersesat.”
Emil : “waduh, disini bukan biro jodoh, le. Saya tidak punya stok
calon istri untuk mu.”
Rendra : “aku ja masih jomblo, bro.”
Emil : “ya udah kamu nginep disini aja dulu. Besok kamu akan kami
tawarkan ke teman-teman tante. Kamu istirahat dulu gih. Saya akan
menyiapkan makan buat kita.”
Pangeran Sana Sini menginap di rumah Janda Jandi. Keesokan
harinya...
Rendra & Emil : (nyanyi
lagu Wali-Cari Jodoh)
“pengumuman-pengumuman
siapa yang punya gadis bilang kita, kita yang”
Hilda : “eh eh eh, ada apa ini, jeng?”
Emil : “INI LOH JENG (IMPROVE REMPONG). JOKO NIH, ANAK SAYA YANG
PALING CAKEP SEDUNIA, kemarin habis nemu pangeran ganteng dan gagah
di hutan. Eh ternyata pangerannya lagi nyari calon istri. Jeng
Rempong khan punya anak gadis tuh, ajak maen aja ke rumah. Siapa tahu
cocok jeng. Lumayan lohhh...”
Hilda : “LHO, IYA TA JENG. YAWES YAWES. TAK PULANG DULU. MAU
NDANDANI anak-anak ku dulu jeng. Mari jeeeenggg...:)”
Janda
Jandi dan anaknya segera pulang setelah memberikan pengumuman ke
beberapa wilayah Entah Dimana. Sedangkan Janda Rempong segera menemui
anak-anaknya
Hilda :
“Hey bocah-bocah. Ayo absen”
Adhel :
“Klenting Hijau disini”
Devi :
“Merah juga”
Hilda : “Kuning nang ndi maneh.”
Devi & Adhel : “Dihatimu...”
Hilda : “Ning, Kuning. Ndang mrene. Kuping opo srebeh seh di celuk mbidhek ae
Mei : “sabar toh, buk. Aku lagi nyuci nang bathtub, mankanya gak denger suara e ibuk.
Adhel : “bak, Ning. Alay iki athek bathtub barang.”
Hilda : “Kuning nang ndi maneh.”
Devi & Adhel : “Dihatimu...”
Hilda : “Ning, Kuning. Ndang mrene. Kuping opo srebeh seh di celuk mbidhek ae
Mei : “sabar toh, buk. Aku lagi nyuci nang bathtub, mankanya gak denger suara e ibuk.
Adhel : “bak, Ning. Alay iki athek bathtub barang.”
Hilda :
“wes, buyar buyar. Saiki pasang kuping kabeh. Ada pengumuman
penting iki.
Adel +
Mei +Devi (jewer kuping) : “siiiaaap”
Hilda : “eleng bulek Jandi? Iku loh temen e mami yang rumah e Entah Disana. Dia tadi cerita kalo sekarang punya anak angkat. Lha anak angkatnya itu lagi nyari calon istri.
Hilda : “eleng bulek Jandi? Iku loh temen e mami yang rumah e Entah Disana. Dia tadi cerita kalo sekarang punya anak angkat. Lha anak angkatnya itu lagi nyari calon istri.
Mei :
“bijim buk. Anak'e iku diangkat teko ndi?
Hilda : “yo mboh ndug. Mboh teko kali, mboh teko sampah, pokok'e khan ganteng.
Hilda : “yo mboh ndug. Mboh teko kali, mboh teko sampah, pokok'e khan ganteng.
Adhel :
“lho, ganteng Mi? Fb e apa biar aku add
Devi :
“uda gak jamannya facebook tau. Sekarang tuh jamannya twitter
Mei :
“aku yang punya MySpace, blog, ama WhatsApp, biasa aja tuh.”
Hilda :
“Rempong amat sih kalian ini. Udah ndang ke salon sana.
Mei : “bijim bijim. Salon apa dulu Mi. Salon sound system itu ta?
Devi : “Salondre. Sekalian tuh bawa gombal-gombal mu.
Mei : “bijim bijim. Salon apa dulu Mi. Salon sound system itu ta?
Devi : “Salondre. Sekalian tuh bawa gombal-gombal mu.
Ketiga bersaudara itupun
rempong mempersiapkan segala sesuatu untuk menemui pangeran di negeri
Entah Disana. Daripada kita menyaksikan kerempongan mereka, lebih
baik kita langsung ke keesokan harinya....
Hilda : “anak-anak, ayo
absen”
Devi : “(datang setengah berlari) haduh Mi. Bosen absen melulu. Aku belum kelar nih sama baju ku”
Adhel : “aku juga Mi, rambut ku belum aku tata. (megang rambut)
Devi : “(datang setengah berlari) haduh Mi. Bosen absen melulu. Aku belum kelar nih sama baju ku”
Adhel : “aku juga Mi, rambut ku belum aku tata. (megang rambut)
Devi : “Kuning pasti
lemot”
Mei : “bentar dong buk. Aku khan mau terlihat paling cantik disana.”
Mei : “bentar dong buk. Aku khan mau terlihat paling cantik disana.”
Hilda : “wes wes. Mami
tetap yang paling cantik (rodok endhel). Wes ayo budhal. Nanti keburu
siang.
Mereka bergegas menuju
kediaman Janda Jandi. Namun langkah mereka berhenti didepan sebuah
sungai.
Devi : “haduh Mi, gimana
ini nyebrangnya?”
Mei : “berenang aja kak. Ayo”
Adhel : “haduh, nanti rambut ku rusak kalo renang (endel, megang rambut)
Mei : “berenang aja kak. Ayo”
Adhel : “haduh, nanti rambut ku rusak kalo renang (endel, megang rambut)
K'Chau : “(keluar dari
sungai) ada yang mau nyebrang?”
Adhel : “iiiihhhh, monster kepiting”
K'Chau : “jangan asal bicara (tegas). Aku Yuyu Kang Kang. Tanpa bantuan ku, kalian tidak dapat menyebrang.
Adhel : “iiiihhhh, monster kepiting”
K'Chau : “jangan asal bicara (tegas). Aku Yuyu Kang Kang. Tanpa bantuan ku, kalian tidak dapat menyebrang.
Devi : “terus, apa balasan
yang harus kita berikan kepadamu?”
K'Chau : “gampang kok cantik. Aku akan menyium kedua pipimu. Itu saja”
Adhel : “iiihhhhh, males beeuuuuddhhhh”
K'Chau : “yasudah kalo tidak mau. Kalian harus berenang. Rambut dan gaun kalian pasti rusak”
Hilda : “udah deh. Ayo naik semua. Mau gimana lagi. Nanti pangeran keburu diambil orang, sayang.
K'Chau : “gampang kok cantik. Aku akan menyium kedua pipimu. Itu saja”
Adhel : “iiihhhhh, males beeuuuuddhhhh”
K'Chau : “yasudah kalo tidak mau. Kalian harus berenang. Rambut dan gaun kalian pasti rusak”
Hilda : “udah deh. Ayo naik semua. Mau gimana lagi. Nanti pangeran keburu diambil orang, sayang.
Janda Rempong dan ketiga
anaknya naik diatas Yuyu Kang Kang. Dan sesampai di ujung sungai
Klentng Merah dan Klenting Hijau di cium oleh Yuyu Kang Kang. Tetapi
Janda Rempong dan Klenting Kuning tidak diciumnya.
Devi : “kok kuning sama
mami enggak?”
K'Chau : “Mami kalian sudah peyot. Si kuning juga tidak sewangi kalian. Aku tidak suka. Selamat jalan semuanya.” (pergi ke sungai lagi)
K'Chau : “Mami kalian sudah peyot. Si kuning juga tidak sewangi kalian. Aku tidak suka. Selamat jalan semuanya.” (pergi ke sungai lagi)
Keluarga Janda rempong pun
melanjutkan perjalanan mereka menuju rumah Janda Jandi. Tak beberapa
lama, mereka telah sampai didepan rumah Janda Jandi.
Emil : “haduh jeng, sudah
sampai ternyata. Silahkan masuk”
Hilda : “mana jeng
pangerannya?
Emil : “dia malu katanya jeng. Jadi, putri jeng harus masuk ke bilik satu persatu untuk bertemu dengan pangeran. Silahkan, Joko akan mengantarkan satu persatu.
Emil : “dia malu katanya jeng. Jadi, putri jeng harus masuk ke bilik satu persatu untuk bertemu dengan pangeran. Silahkan, Joko akan mengantarkan satu persatu.
Mei & Adhel : “aku
duluan yang masuk. Aku duluan. (rebutan)
Devi : “karena aku tertua,
jadi aku duluan yang masuk. Gak boleh protes.
Devi masuk bersama Rendra.
#terusane
doromg oleh inspirasi. Mohon bantuannya yang berminat :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar